Tugas Makalah
by Kang Dul..
Rutinitas hari Minggu sebelum berangkat ke gereja saya selalu mempersiapkan segala perlengkapan anak-anak saya, diantaranya: baju, celana, sepatu, sesuai dengan selera saya dan yang pantas mereka kenakan pada saat itu. Masih sangat kental dalam ingatan, pada usia tiga tahun anak-anak masih tunduk atas apa yang saya aturkan dan saya bebas mengeksplorasi selera saya untuk tampilan mereka. Seiring bertambahnya usia, ternyata kontradiksi antara saya dan suami sering terjadi atas tingkah laku anak-anak yang mulai protes “selera ibu atau selera anak”.
Mengikuti selera berarti memuaskan keinginan pribadi, demikian kira-kira pembelaan suami terhadap anak-anak. Saya katakan tugas saya adalah mengatur penampilan anak-anak , antara lain memilihkan kostum yang pantas buat mereka, sebab mereka belum bisa mengatur penampilan untuk lebih sempurna, jadi apa yang sudah saya siapkan wajib mereka pakai, enggan untuk sebuah kompromi, bertahan dengan alibi mereka belum waktunya mengikuti selera sendiri, dan belum mengerti arti sebuah penampilan itulah pembelaan diri saya. Argument saya terhadap suami: Contoh jika makan selalu harus menuruti selera sendiri tidak akan baik untuk pertumbuhan dan perkembangan phisik. Maka dari itu anak pada usia balita yang dibiarkan mengikuti selera atau dominan dalam hal selera akan cenderung menjadi egois.
usia makin Seiring bertambahnya dipastikan di saat menghadapi tantangan atau sesuatu yang tidak sesuai dengan selera, mereka akan marah bahkan cenderung untuk melawan, Jika tidak punya kuasa untuk bisa melawan mereka akan menangis, ngambek bahkan jadi diam, dan saat ada peluang untuk bisa melawan, mereka dapat membuat kebijakan yang membuat yang lain menderita. Terbiasa mengikuti selera pribadi dari usia dini akan cenderung membuat dia kurang menghargai yang lain atau tidak tahan dalam penderitaan, tantangan, kesulitan.
Tertarik dengan isi makalah selanjutnya download disini
by Kang Dul..
Rutinitas hari Minggu sebelum berangkat ke gereja saya selalu mempersiapkan segala perlengkapan anak-anak saya, diantaranya: baju, celana, sepatu, sesuai dengan selera saya dan yang pantas mereka kenakan pada saat itu. Masih sangat kental dalam ingatan, pada usia tiga tahun anak-anak masih tunduk atas apa yang saya aturkan dan saya bebas mengeksplorasi selera saya untuk tampilan mereka. Seiring bertambahnya usia, ternyata kontradiksi antara saya dan suami sering terjadi atas tingkah laku anak-anak yang mulai protes “selera ibu atau selera anak”.
Mengikuti selera berarti memuaskan keinginan pribadi, demikian kira-kira pembelaan suami terhadap anak-anak. Saya katakan tugas saya adalah mengatur penampilan anak-anak , antara lain memilihkan kostum yang pantas buat mereka, sebab mereka belum bisa mengatur penampilan untuk lebih sempurna, jadi apa yang sudah saya siapkan wajib mereka pakai, enggan untuk sebuah kompromi, bertahan dengan alibi mereka belum waktunya mengikuti selera sendiri, dan belum mengerti arti sebuah penampilan itulah pembelaan diri saya. Argument saya terhadap suami: Contoh jika makan selalu harus menuruti selera sendiri tidak akan baik untuk pertumbuhan dan perkembangan phisik. Maka dari itu anak pada usia balita yang dibiarkan mengikuti selera atau dominan dalam hal selera akan cenderung menjadi egois.
usia makin Seiring bertambahnya dipastikan di saat menghadapi tantangan atau sesuatu yang tidak sesuai dengan selera, mereka akan marah bahkan cenderung untuk melawan, Jika tidak punya kuasa untuk bisa melawan mereka akan menangis, ngambek bahkan jadi diam, dan saat ada peluang untuk bisa melawan, mereka dapat membuat kebijakan yang membuat yang lain menderita. Terbiasa mengikuti selera pribadi dari usia dini akan cenderung membuat dia kurang menghargai yang lain atau tidak tahan dalam penderitaan, tantangan, kesulitan.
Tertarik dengan isi makalah selanjutnya download disini
0 comments:
Posting Komentar