Berlebaran bagi sebagian orang sesuatu yang menyasikkan, karena selain travelingnya, menjalin silaturahmi disaat lebaran menjadi alasan. Tapi tidak demikian bagi ibu hamil. Kondisi fisik dan kesehatan menjadi sedikit kendala untuk menjalani saat lebaran.
Dikutip pada harian KOMPAS.com -
Salah satu metode untuk bersantai adalah dengan travelling. Setelah hadirnya si kecil, siapa yang tahu kapan si ibu sempat merencanakan liburan lagi, kan? Libur Lebaran ini si ibu hamil ingin mudik? Hm, jangan lupa perhitungkan beberapa hal ini sebelum berangkat.
Jika ibu hamil sedang menikmati masa kehamilan yang sehat, kuat, dan bebas masalah, sah-sah saja untuk melakukan travelling saat hamil. Namun, jika kehamilannya agak berisiko, disarankan untuk menunda acara jalan-jalannya. Demi kesehatan si bayi dan si calon ibu juga, kan?
Menurut Susan Warhus MD, dalam bukunya, Darn Good Advice on Pregnancy, sebelum perjalanan dimulai, tentu adalah ide yang baik jika Anda memeriksakan ke dokter mengenai kondisi kehamilan serta kesehatan Anda. Bawalah catatan kesehatan tersebut bersama Anda ke tempat yang dituju. Siapa tahu akan dibutuhkan jika terjadi hal-hal yang di luar dugaan di perjalanan maupun di tempat tujuan. Sebagai persiapan agar kelengkapan data riwayat kesehatan Anda cepat di-review dokter yang menangani.
Dua hal yang perlu diwaspadai saat ibu hamil ingin pergi travelling adalah infeksi saluran urin dan penggumpalan darah di kaki. Jika ibu hamil duduk dalam waktu lama dan menahan rasa ingin buang air kecil, maka infeksi saluran urin bisa terjadi. Kurangi kemungkinan terjadinya hal tersebut dengan banyak berjalan serta persering buang air kecil setiap jam. Ini penting untuk dilakukan dengan kendaraan apa pun Anda pergi, baik mobil, bus, kereta, atau pun pesawat. Berkendara dengan motor dalam jarak jauh sangat tidak disarankan, meski ada beberapa ibu yang nekat melakukan hal ini.
Sementara untuk penggumpalan darah di daerah kaki, ini adalah salah satu kejadian yang paling umum terjadi. Kondisi kehamilan memang membuat tekanan darah di kaki lebih banyak dan penggumpalan pun riskan terjadi. Yang membahayakan dari penggumpalan darah pada pembuluh darah di kaki adalah karena gumpalan tersebut bisa berkelana ke paru-paru dan mengakibatkan masalah di paru-paru. Tentunya, Anda tak ingin ini terjadi. Solusi simpelnya adalah berdiri dan banyak berjalan kaki. Rentangkan kaki Anda dan latih otot kaki Anda agar darah berjalan lancar.
Dengan Mobil
Kasiedikmaslantas Polda Warsinem, dalam suatu acara coaching clinic sempat mengatakan bahwa menggunakan sabuk keselamatan pada ibu hamil adalah keharusan. "Talinya tinggal disampirkan di bawah perut agar tidak menekan kandungan," terangnya. Studi menyatakan, selalu lebih aman untuk ibu hamil mengenakan sabuk pengaman saat kecelakaan terjadi. Jika pun terjadi kecelakaan, meski kecil, lebih baik periksakan kandungan Anda untuk memastikan tidak ada yang terluka atau terganggu. Di perjalanan, upayakan untuk berhenti setiap beberapa jam sekali untuk ke kamar mandi dan meregangkan kaki.
Dengan Pesawat
Pilih perjalanan yang menggunakan pesawat komersil dengan kabin yang pressurized, jangan pilih perjalanan dengan pesawat perintis. Ada beberapa daerah di Indonesia yang masih harus menggunakan pesawat kecil, yang jendelanya masih harus dibuka manual agar ada udara masuk (non-pressurized).
Selama perjalanan, minumlah banyak air dan berjalan kakilah di sekitar lorong setiap beberapa jam sekali. Banyak perusahaan penerbangan akan meminta catatan kesehatan dari dokter untuk bisa mengizinkan Anda menggunakan jasa penerbangan mereka jika usia kandungan Anda lebih dari 32 minggu. Kekhawatiran mereka adalah jika Anda harus melahirkan di pesawat.
Menjelang bulan-bulan terakhir masa kehamilan, dokter tidak akan mengizinkan Anda untuk melakukan perjalanan dan berada dekat rumah senantiasa. Komplikasi bisa terjadi dalam waktu-waktu yang dekat dengan masa kelahiran. Dokter atau bidan akan meminta Anda untuk sering mengecek kehamilan, biasanya 1-2 kali seminggu.
Jika ibu hamil sedang menikmati masa kehamilan yang sehat, kuat, dan bebas masalah, sah-sah saja untuk melakukan travelling saat hamil. Namun, jika kehamilannya agak berisiko, disarankan untuk menunda acara jalan-jalannya. Demi kesehatan si bayi dan si calon ibu juga, kan?
Menurut Susan Warhus MD, dalam bukunya, Darn Good Advice on Pregnancy, sebelum perjalanan dimulai, tentu adalah ide yang baik jika Anda memeriksakan ke dokter mengenai kondisi kehamilan serta kesehatan Anda. Bawalah catatan kesehatan tersebut bersama Anda ke tempat yang dituju. Siapa tahu akan dibutuhkan jika terjadi hal-hal yang di luar dugaan di perjalanan maupun di tempat tujuan. Sebagai persiapan agar kelengkapan data riwayat kesehatan Anda cepat di-review dokter yang menangani.
Dua hal yang perlu diwaspadai saat ibu hamil ingin pergi travelling adalah infeksi saluran urin dan penggumpalan darah di kaki. Jika ibu hamil duduk dalam waktu lama dan menahan rasa ingin buang air kecil, maka infeksi saluran urin bisa terjadi. Kurangi kemungkinan terjadinya hal tersebut dengan banyak berjalan serta persering buang air kecil setiap jam. Ini penting untuk dilakukan dengan kendaraan apa pun Anda pergi, baik mobil, bus, kereta, atau pun pesawat. Berkendara dengan motor dalam jarak jauh sangat tidak disarankan, meski ada beberapa ibu yang nekat melakukan hal ini.
Sementara untuk penggumpalan darah di daerah kaki, ini adalah salah satu kejadian yang paling umum terjadi. Kondisi kehamilan memang membuat tekanan darah di kaki lebih banyak dan penggumpalan pun riskan terjadi. Yang membahayakan dari penggumpalan darah pada pembuluh darah di kaki adalah karena gumpalan tersebut bisa berkelana ke paru-paru dan mengakibatkan masalah di paru-paru. Tentunya, Anda tak ingin ini terjadi. Solusi simpelnya adalah berdiri dan banyak berjalan kaki. Rentangkan kaki Anda dan latih otot kaki Anda agar darah berjalan lancar.
Dengan Mobil
Kasiedikmaslantas Polda Warsinem, dalam suatu acara coaching clinic sempat mengatakan bahwa menggunakan sabuk keselamatan pada ibu hamil adalah keharusan. "Talinya tinggal disampirkan di bawah perut agar tidak menekan kandungan," terangnya. Studi menyatakan, selalu lebih aman untuk ibu hamil mengenakan sabuk pengaman saat kecelakaan terjadi. Jika pun terjadi kecelakaan, meski kecil, lebih baik periksakan kandungan Anda untuk memastikan tidak ada yang terluka atau terganggu. Di perjalanan, upayakan untuk berhenti setiap beberapa jam sekali untuk ke kamar mandi dan meregangkan kaki.
Dengan Pesawat
Pilih perjalanan yang menggunakan pesawat komersil dengan kabin yang pressurized, jangan pilih perjalanan dengan pesawat perintis. Ada beberapa daerah di Indonesia yang masih harus menggunakan pesawat kecil, yang jendelanya masih harus dibuka manual agar ada udara masuk (non-pressurized).
Selama perjalanan, minumlah banyak air dan berjalan kakilah di sekitar lorong setiap beberapa jam sekali. Banyak perusahaan penerbangan akan meminta catatan kesehatan dari dokter untuk bisa mengizinkan Anda menggunakan jasa penerbangan mereka jika usia kandungan Anda lebih dari 32 minggu. Kekhawatiran mereka adalah jika Anda harus melahirkan di pesawat.
Menjelang bulan-bulan terakhir masa kehamilan, dokter tidak akan mengizinkan Anda untuk melakukan perjalanan dan berada dekat rumah senantiasa. Komplikasi bisa terjadi dalam waktu-waktu yang dekat dengan masa kelahiran. Dokter atau bidan akan meminta Anda untuk sering mengecek kehamilan, biasanya 1-2 kali seminggu.
Semoga info ini bermanfaat bagi yang sedang hamil.
0 comments:
Posting Komentar